Sekarang ini umat Islam di Indonesia tengah dilanda invasi (serangan) pemikiran yang amat dahsyat, serangan ini dipelopori oleh Negara-negara barat, bahkan serangan ini bukan hanya bersifat intelektual, tapi bersifat pendangkalan aqidah umat Islam dan menjauhkan umat dari Islamnya sendiri melalui propaganda jahat mereka. Mereka menampilkan Islam dalam bentuknya yang kerdil dan menakutkan, dengan menciptakan pemikira-pemikiran palsu atas ide-ide Islam. Sehingga antara Islam yang sebenarnya dengan apa yang mereka presepsikan sebagai Islam sangatlah jauh perbedaanya,
Mereka mengatakan, Islam agama yang menentang gagasan-gagasan pembaruan untuk membangun peradaban dunia sesuai zaman modern. Atau Islam agama individu tidak berkaitan dengan urusan politik dan pemerintahan. Versi Islam yang menyimpang ini mereka populerkan untuk menutupi ajaran Islam yang asli. Tujuan mereka jelas, untuk mencegah usaha kaum muslimin membangun diri mereka dengan pemerintahan yang menjamin kebahagiaan dan memberikan kehidupan yang layak bagi mereka sebagai manusia.
Salah paham Islam yang dipropagandakan secara keji ini, sayangnya justru memberi pengaruh dan berhasil memprovokasi tokoh-tokoh masyarakat dari kalangan kaum muslimin. Dengan menawarkan limpahan bantuan finansial, Amerika menjaring partisipasi tokoh tertentu yang terbuai dengan kekuatan barat, sebagian kaum terpelajar atu elite pimpinan ormas Islam menelan propaganda ini tanpa sikap kritis, bahkan kemudian ada diantara mereka yang bersedia menjadi antek-antek amerika dan menjadi agen imperialisme .
Apa yang terjadi kemudian? peran yang seharusnya dimainkan oleh orang-orang kafir, kini malah digantikan oleh agen-agen mereka dari kalangan muslimin. Agen utama dari komunitas ini di Indonesia adalah Jaringan Islam Liberal Utan Kayu Jakarta, atau sering disebut (JIL) dalam bahasa umat Islam disebut (Jaringan Iblis La’natullah). Pemahaman Islam berdasarkan prinsip-prinsip barat mempunyai target-target tertentu, sebagaimana dipublikasikan oleh JIL. Bahwa misi Islam Liberal adalah untuk menghadapi lajunya perkembangan pemikiran Islam fundamentalis dan sejenisnya. JIL lebih memilih bersahabat dengan Yahudi dan Nasrani daripada saudara muslimnya. dan yang lebih berbahanya lagi, mereka menolak segala macam usaha untuk diterapkanya syari’at Islam. Ulil Absar Abdalla sebagai koodinator aliran sesat ini, pernah dinyatakan halal darahnya oleh ketua Forum Ummat Islam (FUI, karena telah banyak mengeluarkan pemikiran-pemikiran nyeleneh tentang Islam, diantaranya mengkritisi al qur’an.
Partisipasi tokoh-tokoh Islam dalam menolak formalisasi syari’at Islam telah membawa dampak buruk bagi upaya penegakkan syari’at Islam. Mereka tidak saja memposisikan syari’at Islam sebagai ancaman bagi umat lain, tetapi juga meletakannya pada posisi terdakwa, bahkan biang keladi kemunduran dan menjamin konflik antar warga. Hal ini disadari atau tidak, ikut mensukseskan sekenario global yang disusun orang-orang kafir dengan mengatasnamakan demokrasi, hak asasi dan toleransi. Penolakan terhadap berlakunya syari’ah Islam berdampak multikompleks, terutama bagi perbaikan Indonesia ke depan. Kerusakan moral kian sulit dihentikan, kebejatan merajalela, aliran sesat bermunculan, penodaan agama dimana-mana, dan yang terpenting dari semua itu, orang-orang kafir semakin berani melecehkan ajaran Islam dan meminggirkanya dari area politik dan pemerintahan. Akan tetapi yang paling tragis dan patut disesalkan ; “sekiranya Islam dimusuhi dan dicaci, dihina dan dilecehkan, mengapa harus tokoh-tokoh Islam sendiri yang melakukanya?”
Ternyata faham libelarisme ini sudah masuk ke sektor pemerintahan, terbukti dalam menangani aliran sesat ahmadiyah, pemerintah yang memble dalam menindak tegas ahmadiyah membuat umat Islam kecewa dan mengambil tindakan tegas sendiri. Disatu sisi kita tidak ingin main hukum sendiri, tapi disisi lain pemerintah seperti banci untuk mengatasi aliran sesat di Indonesia.
Insiden dimonas 1 juni yang menggegerkan Presiden antara Front Pembela Islam (FPI) dan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinanan (AKKBB) harus dilihat akar permasalahannya, jangan melihat klimaks dari insiden tersebut. Secara kasat mata yang kita lihat di media masa yang tidak fair dan memihak itu, kita dijadikan sinis dan akan menyudutkan FPI dan perjuangan umat Islam.
Akar permasalahan adalah ahmadiyah
TERSAMBUNG (1/2)